.

Lupa Baca Al-Fatihah Ketika Shalat


Membaca surah al-Fatihah merupakan salah satu rukun shalat. Siapaun yang sengaja meninggalkannya, maka shalatnya tidak sah.Demikian kesepakatan para ulama berdasar pada hadits Rasulullah saw

لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب
Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca al-fatihah
Namun, tidak demikian jika bacaan al-Fatihahtetinggal karena lupa ataupun lalai tanpa sengaja. Hal ini tidak serta merta membatalkan shalat asalkan diganti dengan segera, walaupun sedang mengerjakan rukun lain. Misalkan seseorang dalam rakaat keduanya lupa membaca al-Fatihah, ia baru teringat ketika hendak sujud. Maka segeralah kembali berdiri mengulangi rekaat keduanya dengan sempurna (membaca al-Fatihah) dan disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi. Karena ia telah melakukan sebuah kesalahan yang jika disengaja membatalkan shalat.
Akan tetapi, jika orang tersebut (yang lupa membaca al-Fatihah dalam rakaat kedua) baru teringat ketika shalat telah usai, maka solusinya dapat diperinci menjadi dua.Pertama, jika ia ingat beberapa saat setelah salam (kurang lebih satu menit) maka wajib baginya berdiri untuk mengulangi rakaat kedua itu dan menyempurnakan sisa shalatnya. Seperti yang diterangkan dalamKhasyiyah Syarqawi:
فالفرض لا ينوب عنه سجود السهو بل إن ذكره أى الفرض وهو فى الصلاة أتى به وتمت صلاته أو ذكره بعد السلام والزمان قريب أتى به وبنى عليه ما بقىي من الصلاة  وسجد السهو
Bahwa fardhu (rukun) tidaklah dapat diganti dengan sujud sahwi, bahkan jika diingatnya fardhu itu, sedang ia masih dalam shalat. Hendaklah disempurnakan shalatnya itu. Atau jika ingatan itu datang beberapa waktu (dekat) setelah shalat usai, maka segeralah membenahi kesehalan itu dan menyempurnakan  shalatnya serta disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi   
Kedua, jika ia ingat setelah beberapa lama (kurang lebih tiga menita) maka shalatnya dianggap rusak dan segeralah mengulanginya lagi. Demikian keterangan dari Khasyiyah a-Bajuri:
فان لم يكن الزمان قريبا عرفا أو بأن زاد على القدر المتقدم إتأنف الصلاة
Jika (renggang waktu lupa dan ingat) itu cukup lama menurut ukuran kebiasaan (‘urf), maka diulangilah sembahyang itu dari semula.

Sumber: http://www.nu.or.id
Share this article :

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

VIDEO FRAKSI PD

Sejarah
Bisnis
Contoh 3
Download MP3
Contoh 5
Download
Contoh 7
Kedatangan islam di Indonesia telah banyak memberi pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Khususnya di Jawa yang mempunyai banyak sejarah dan kebudayaan yang mengakar. Hal itu bisa berupa budaya, kesenian, ritual, dan pendidikan. Lembaga pendidikan memberikan warna tersendiri bagi sejarah islam di jawa, karena dengan media pendidikanlah ajaran islam disebarluaskan kepada masyarakat. Pengaruh Walisongo tak pernah lepas dari peranan ini, karena merekalah yang mempunyai andil besar terhadap perkembangan agama islam. Pendekatan yang dilakukan walisongo sangat efektif untuk mengajak orang-orang yang kala itu masih beragama hindu-budha. Dengan kebudayaan, kesenian dan tentunya cara yang halus membuat orang-orang lebih simpati dan tertarik.

Jika kita mengkaji tentang sejarah budaya Jawa dan pendidikan, maka pesantren merupakan institusi yang tak dapat ditinggalkan. Menurut Dawam rahardjo bahwa pondok adalah hasil penyerapan akulturasi dari masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan Hindu-Budha dan Kebudayaan Islam yang kemudian menjelmakan suatu lembaga yang lain dengan warna Indonesia.

Melalui konsep dan model pembelajaran pesantren yang sederhana ini kemudian dilanjutkan oleh para Ulama sampai sekarang. Hal itu menunjukkan keberhasilan Walisongo khususnya Maulana Malik Ibrahim yang pertama kali memperkenalkan pesantren.

Corverter HTML

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Pondok Pesantren Al-Hidayah - All Rights Reserved